Kamis,
08-07-2015. Tim dari Yayasan Koordinasi Pengkajian dan Pengelolaan Sumber Daya
Alam (KOPPESDA), melakukan monitoring dan evaluasi di salah satu Desa dampingan
Program SPARC untuk melihat pelaksanaan kegiatan yang dijalankan oleh Kelompok
Masyarakat Pro Kampung Iklim (KEMAS PROKLIM). Program ini diluncurkan untuk
mendorong masyarakat dalam mengantisipasi perubahan iklim yang tidak menentu
sehingga mengakibatkan petani mengalami gagal panen dan kehilangan mata pencahariaannya.
Melihat situasi ini, maka UNDP sebagai lembaga donor yang konsen di
pemberdayaan masyarakat miskin melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan
KOPPESDA sebagai sebagai lembaga mitra pelaksana program untuk memfasilitasi
kegiatan tersebut. Desa Rakawatu yang saat ini menjadi salah satu Desa
Dampingan telah melakukan kegiatan :
v
Sekolah Lapang Iklim
v
Budidaya Sayur-sayuran
v
Budidaya Ikan Air Tawar
Untuk
membantu pelaksanaan kegiatan ini UNDP sebagai lembaga donor telah
menggelontorkan dana kepada Kemas Proklim. Sehingga Kemas Proklim sebagai
pelaksana kegiatan tingkat desa telah melakukan pencairan dana berdasarkan item
kegiatan yang diusulkan anggota kelompok untuk menyediakan alat pertaniaan,
seperti Traktor 2 buah, Motor pompa air 2 buah dan mesin pembuatan pakan ternak
dan ikan. Pengusulan kegiatan ini berdasarkan potensi yang dimiliki desa
tersebut dan sesuai kalender musim. Fokus dari Program SPARC ini ada 3 yaitu.
1. Ketahanan
Pangan
2. Ketersediaan
air
3. Keanekaragaman
mata pencaharian
Program
ini dijalankan di Sumba Timur yang diawali oleh 7 Desa yang dianggap rentan
terhadap dampak perubahan iklim seperti, Kekeringan dan Gagal panen.